Senin, 26 Maret 2012

Profil Lembaga PAUD Caesa Baby House

Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Caesa Baby House berdiri dengan Akta Notaris No : 02 tertanggal 12 Maret 2008. Proses pembelajaran di lembaga ini memiliki ciri khas tersendiri dibanding lembaga-lembaga lain sejenis di Yogyakarta. Dengan berpijak pada teori Howard Gadner  Lembaga PAUD Caesa Baby House mengembangkan kurikulum yang memadukan dari Dinas Pendidikan dan Kurikulum Berbasis Multiple Intelligence (Kecerdasan Bahasa, Logiko-Matematika, Visual-Spasial, Kinestetik, Musikal, Interpersonal, Intrapersonal, Naturalis dan Eksistensialis) yang menyentuh 9 kecerdasan yang dimiliki anak. Dengan tetap mengedepankan prinsip Bermain sambil Belajar “ sebagai inti dari program pengembangan PAUD di Caesa Baby House.

Penataan kurikulum yang menstimulasi semua kecerdasan dipadukan dengan proses pembelajaran yang menyenangkan melalui berbagai permainan akan menumbuhkan dan mengasah kecerdasan dan kreativitas anak usia dini. Anak Usia Dini 0 – 6 tahun adalah masa Golden Age di mana anak mampu menyerap berbagai rangsangan untuk meningkatkan kecerdasan yang dimilikinya. Perlu disadari bahwa kita bukan semata ingin menjadikan anak-anak jenius, tetapi juga bagaimana kita memberikan kesempatan bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang sehingga mereka mampu menghadapi tantangan dunia global dengan Confidence, Creative, Imaginative and Happy ( Percaya diri, Kreatif, Mampu berimajinasi dan Bahagia ).
Prinsip Belajar Mengajar di Lembaga PAUD CBH
Ada 10  prinsip belajar mengajar di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Caesa Baby House, yaitu :

1.    Learning by Doing  : Anak relajar melalui pengalaman melakukan aktivitas, seperti bermain “ pasaran”, melompat dsb.

2.  Reinforce with Picture and sounds : Anak belajar melalui hal-hal yang dilihat dan didengar. Penyatuan bunyi dan gambar ( audio-visual) memudahkan anak mencerna informasi.

3.  Learning should be fun : Belajar harus menyenangkan bagi anak. Anak merasa sukarela dan menikmati apa yang dilakukannya.

4.  Learning in relaxed but challenging state : Anak belajar harus berada pada situasi yang santai, tidak tertekan.

5.  Learn by reflecting and Learn with music and rhythm : Anak membutuhkan waktu untuk tenang mencerna sesuatu sebelum mempraktikkannya lebih jauh. Serta dengan musik dapat membangkitkan kinerja otak. Lirik yang dikombinasikan dengan musik lebih mudah dipelajari.

6.  Lern with lots of movement-use the body and the mind together : Tubuh dan otak adalah satu kesatuan. Belajar lebih mudah dan menyenangkan jika anak-anak diajak bergerak, dan bukannya duduk sepanjang waktu.

7.  Learning by talking to each other : Praktik berbicara, berkomunikasi, dan saling bertukar pikiran adalah cara belajar bahasa dan sosialisasi.

8.  Link numbers and words in playful way : Anak perlu belajar angka dan kata-kata melalui cara-cara yang menyenangkan, seperti lagu tentang urutan angka-angka dalam bahasa asing atau bahasa daerah.

9.  Learning by touching, by tasting and by smelling  : Melalui sentuhan anak belajar tentang tekstur, sifat, dan bentuk, Melalui lidah mereka belajar merasakan enak, asin, dan asam. Serta anak belajar mendektesi bau-bauan.

10.  Use the whole world : Anak belajar tentang alam dengan mengamati, mengklasifikasi, membandingkan hal-hal yang menarik minat mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar